Kelompok BELAJAR PEMBELAJARAN
BY
ARI FITRI MARGARETHA
NATALIA
NOVA ITALIA
RIANTO MANIK
1. Metode
ceramah
Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik
pada tehap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
Tahap persiapan
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan
yang jelas merupakanlangkah awal yang harus diersiapkan guru.apa yang
harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
Menentukan pokok-pokok materi yang akan dicermahkan.
Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkahat penguasaan guru
tentang materiyang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan
pokok-pokok materi yang harus disampaikan sessuai dengan tujuan pembelajaran
yang dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yag yag relevan untuk memperjelasinformasi
yang akan disampaikan.
Mempersiapkan alat Bantu.
Alat Bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa.
Alat Bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media
grafis lainnya untuk peningkatkan kualitas ceramah.
Tahap pelaksanaan
Langkah pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini adalah yakin bahwa
siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu,guru perlu
mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Melakukan
langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam
langkah pembukuan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu
dan dapat menerima materi pembelajaran. Langkah apersepsi ini pada dasarnya
langkah untuk menciptakan kondisi agar materi pelajranan itu mudah masuk dan
menempel di otak.
Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
berturut. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang
sedang disampaikan.
Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalahsuatu
isyarat darii guru agar siswa mau memperhatikan. Selain itu, kontak mata juga
dapat juga berarti sebuah penghargaan diri guru kepada siswa. Siswayang selalu
mendapatkan pandangan dari guru akan merasa dihargai dandiperhatikan. Usahakan
walaupun guru harus menulis di papan tuli kontak mata tetap diperhatikan dengan
tak berlama-lama menghadap papan tulis atau membuat catatan yang panjang di
papan tulis.
Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebabitu,
sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang popular. Selain
itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agarmudah
ditangkap oleh siswa.
Tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswaharus
kita tanggapi. Apabila siswa memberikan respons yang tepat, segeralah kita beri
penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan,
seandainya siswa memberikan respon yang kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa
respon siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.
Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang
kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar.
Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan
cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah
menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-sekali memberikan humor-humor
yang segar dan menyenangkan.
Langkah mengakhiri atau penutup ceramah.
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dandikuasai
siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut di antaranya:
- Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang abru saja disampaikan.
- Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
- Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertujukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara liasan oleh guru.Walaupun
dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya:
Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengarkan,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pebelajaran.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya
Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat menyebabkan metode
ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilakan pertunjukkan
suatu proses tertentu, guru harus beberpaa kali mencobanya terlebih dahulu,
sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang
berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibandingkan dengan ceramah.
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga
guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap,
atau keterampilan tertentu. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai
panduan untuk menghindari kegagalan. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba
meliputi segala peralatan yang diperlukan.
Tahap Pelaksanaan
Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya:
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan
jelas apa yang didemonstrasikan. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh
siswa. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oelh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
Langkah pelaksanaan demonstrasi
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi. Ciptakan
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. Yakinkan
bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi
seluruh siswa. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari peruses demonstrasi itu.
Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab petanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi
bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar
pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini
banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses
pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi:
Pertama, diskusi merupakan siswa muncul secara spontan, sehingga hasildan arah
diskusi sulit ditentukan.
Kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu
pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak
mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak
perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang
kejadian semacam itu bias dihindari. Dilihat dari pengorganisasian materi
pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode
sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Kalau metode ceramah atau
demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru
tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada
meode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta
tidak disajikan secara organisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama
metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pemebelajaran.
Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada
diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara
keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi
ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah.
Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi
diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam proses
pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar
(1) setiap siswa dapatbicara
mengeluarkan gagasan dan pendapatnya;
(2) setiap siswa harus saling mendengar
pendapat orang lain;
(3) setiap siswa harus saling memberikanrespons;
(4)
setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yangdianggap
penting; dan
(5) melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan
pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakandalam diskusi.
Kondisi
tersebut ditekankan oleh Bridges, seab diskusi merupakan metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis
pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bisa mendorong siswa untuk dapat
meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta dapat mengembangkan pengetahuan
siswa.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.
- Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
- Dapat melatih untuk membiasakan diri bertuka pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
- Dapat melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki bebrapa kelemahan,
diantaranya:
- Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswayang memiliki keterampilan berbicara.
- Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
- Memerlukan waktu yang cukuppanjang, ang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
- Dalam diskusi sering teradi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam
prosespemebelajaran, antara lain:
Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses memecahkan
masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah:
Pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang
akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis.
Kedua, sumber maslah (guru, siswa, atau ahli tertentudari luar) memaparkan
maslah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit.
Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelahmendaftar
pada moderator.
Keempat, sumber maslah memberikan tanggapan, dankelima, moderator menyimpulkan
hasil diskusi.
Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
Jumlah anggota kelompk antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru
menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi bagi ke
dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai
diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
Symposium
Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari
berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memebrikan
wawasan yang luas kepada siswa. Setelah pada penyaji memberikan pandangannya
tentang masalah yang diahas, maka symposiumdiakhiri dengan pembacan kesimpulan
hasil kerja ti perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi
panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak
telibat secara langsung tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis
yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif
penugasan siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu di lakukan
langkah-langkah sebagai berikut
a. Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antarannya:
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai meti dipahami oleh siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan.
- Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel sedangkan jika yang diutamakan adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka symposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
- Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isimateri pemelajaran atau masalah-masalah yang actual yang terjadi dilingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
- Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan seagla fasilitasny, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notuis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
- Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
- Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengn jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
- Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.
- Mengendalikan pembicaraaan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi lebar dan tidak focus.
- Menutup diskusi
- Untuk mengakhiri proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut.
- Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
- Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
4. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode pengajar, semula dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi data digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan
secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara
mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus misalnya, siswa
sebelum menggunakan mesin yang benarnya akan lebih bagus melalui simulasi
terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulai akan sangat bermanfaat.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode
mengajar, di antaranya:
- Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
- Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
- Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
- Memperkaya pengetahuan, sikan, dan ketarampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi social yang problematis.
- Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pemebelajaran.
Disamping memiliki kelebihan, simulai juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
- Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
- Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
- Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Jenis-jenis simulasi
Simulasi terdiri dari beberpaa jenis, diantaranya:
Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena social, permasalahan yang
menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba,
gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan
untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah social serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak
dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk
terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,
menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya
Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, mengkreasi
peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada
masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya
kejadian seputar pemberontakan G 30 S/PKI, memainkan peran sebagai juru
kampanye suatu partai untuk gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad
teknologi informasi.
Langkah-langkah Simulasi
a. Persiapan simulasi
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan. Guru
menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan
oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa utuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeran
simulasi.
b. Pelaksanaan simulasi
Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. Para siswa lainnya mengikuti
dengan penuh perhatian. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang
mendapat kesulitan. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah
yang sedang disimulasikan.
Penutup
Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan
tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
c.Merumuskan kesimpulan.
5. metode karya wisata
Kadang-kadang
dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk
meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) ,
karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya
wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu
tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada,
dan sebagainya. Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan
karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata
diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya,
dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya
jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang
dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya
dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa
mempelajari beberapa mata pelajaran. Agar penggunaan teknik karya wisata dapat
efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut:
- Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
- Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
- Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan
memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka,
- Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka,
- dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek,
- Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
(a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya,
(c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil,
(d) membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah:
(a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan,
(b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi,
(c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal.
Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
(a) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran,
(b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat,
(c) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata adalah:
(a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah,
(b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
(c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
(d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
(e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan. Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah:
(a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar,
(b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah,
(c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis,
(d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan,
(e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis,
(f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.
(g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.
Sumber dari:
http://www.tokoblog.net/2010/10/macam-macam-metode-pembelajaran.html# Copyright by www.tokoblog.net. Terima kasih menyantumkan sumber artikel toko blog
Tim D II PGSD. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Perss.
Gulo ,W . 2002 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Grasindo.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Tarsito
Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Karo – Karo, Ulihbukit . 1981 .Metodologi Pengajaran.Salatiga:CV Saudara.
N.K. Roestiyah. 1991 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989 . Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6th Ed. Allyn & Bacon: London
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada
Yamin, Martinis.2003.MetodeP
Collapse this post
NOTE * TUGASS KULIAH
NOTE * TUGASS KULIAH
Komentar
Posting Komentar