Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

MENCOBA LAGI

 Hari ini aku memutuskan sesuatu yang penting dalam kehidupanku dimana aku mencoba untuk lebih mengikhlaskan segala sesuatu yang terjadi selama ini. Mencoba memperbaiki diri menjadi pribadi yang benar- benar matang dan mencoba kembali menjadi sosok yang harusnya ingin di bentuk sesuai kemaun diri, mecoba untuk tidak lagi menghakimi, mencoba untuk memaafkan, mencoba untuk lebih sabar, mencoba untuk lebih berbesar hati, mencoba kembali untuk lebih menerima dan memperbaiki diri.  Benar memang tidak ada yang sempurna, benar juga bahwasanya kita tak bisa mengukur kata menang dan kalah dalam kehidupan ini karenanya aku mencoba untuk menerima lagi dan lagi yang seharusnya sejak awal aku mengerti dan harus aku lakukan.  Biarlah semua pembelajaran singkat yang menamparku begitu terperosok jauh namun tidak menimbulkan huru hara dalam kehidupanku yang sebenernya tidak layak untuk kukatakan sempurna itu. Mungkin sedikit lebih membingungkan dan tidak mudah dipahami untuk setiap untain katanya hanya

Aku Takut

 Aku takut esok tak akan sama  Takut saat kubuka mata ini Tak lagi melihatmu Menyentuhmu  Membelaimu  Aku takut ketika mata ini terpejam Kudapati kehampaan yang tiada akhir Kehancuran yang abadi tanpa cela Merindu yang tak berakar tanpa  Tau kemana harus mencari Hampaa Akan menjadi rasa sesak tak berujung Sungguh aku takut Sangat takut  Salahkah risau ini hadir ?  Salahkah jika jiwa dan raga Menolak berteman dengan malam  Walau hanya sejenak Sungguh aku takut  Tak akan sama Cahaya itu redup selamanya  -TathaLixiuz-

Jurnal diri

Bagaimana harus menjalani kembali jika beberapa kali mencoba kembali keawal tapi seakan semua tidak pada tempatnya ? Mungkin sudah sangat terlalu jauh untuk kembali dan terlalu jauh untu melangkah pada tempat yangtidak seharusnya dan sekali lagi terjebak dengan permainan takdir yang mebuat seolah memang salah. Salah mugkin bukan kata yang tepat karena sadar semua terjadi karna ego yang tak pernah berteman dangan hari dan raga yang terlalu malas untuk berjuang dan berakhir seperti sosok tulang hidup dan berjalan penuh dengan kemunafikan dan terlalu lama bermain dengan peran yang mungkin saja memakan sebagian jiwa yang tak lagi mengernal sang tuan . Tak bisa menyalahkan karna mungkin tongkong nyaring bunyinya semkin menjadi kata yang tepat untuk mengambarkan diri yang sesungguhnya.  Atau lagi mungkin terlalu banyak berhutang dengan takdir hingga keberuntungan dan berkat enggan untuj mendekat.  Jalan yang seharunya mudan kembali lepas kendali tan tentu arah, semua yang tercipta untuk meng

Terlalu Jauh

 Terlalu jauh meninggalkan hingga aku lupa jalan pulang sampai tak tau yang mana yang baik dan yang mana buruk, mecoba kembali tapi seakan tak ada jalan yang benar. ntah terlalu berat atau hanya diri saja yang tak mampu untuk dapat ke jalan yang benar, ntahlah.  Aatau mungkin memang diri yang seakan tak mau dan tak peduli dengan segala yang terjadi karena terlalu sibuk dengan diri yang selalu merasa kurang dan tak mampu. sekali lagi ntahlah